Terkadang hati ini resah tanpa ada suaramu, aku berharap aku mendengar suaramu dikala aku sedang menunggu nya, namun aku tau, itu salahku. Akulah penyebab hal itu terjadi. Aku yang melarangmu untuk menghilangkan rasa kekhaawatiranmu padaku.
Namun tak dapat ku pungkiri, kali ini aku merindukanya. Aku mengharapkan itu terjadi kembali. Ini salahku, aku sudah menyakiti hatimu karena perkataanku, aku sudah mengecewakanmu, aku menyakitimu karena perbuatanku. Namun perbuatan itu bukan hal yang kau mau.
Namun terkadang aku tidak rela melihatmu untuk terus menerus mengkhawatirkan keadaanku. Argghhhh entahlah. Aku bingung siapa yang harus ku salahkan, tak ada yang patut untuk menerima penuduhan itu. Aku juga tidak ingin menyalahkan guru itu. Dia benar dan kau juga benar.
Aku juga tak salah jika itulah yang dimau hati ini. Kini aku tak mengerti harus bertindak bagaimana. Aku sangat merindukan kekhawatiran itu. Namun aku juga tak ingin itu berlebihan sehingga memutar balikkan pikiranmu akanku nantinya. Yah, huh. Hanya bisa mengelus dada. Tak kusangka, aku bisa begini. Hanya bisa mengecewakanmu.
Ku ingin engkau tetap kembali menjadi penyinar hati ini.
Ku ingin engkau hadir disaat ku tak bisa berbuat apa-apa
Ku ingin engkau mengerti betapa aku sangat merindukanmu disini
Ku ingin engkau mengetahui apa maksudku
Hanya tuhanlah yang bisa menyampaikan ini
Hanya tuhan yang maha kuasa yang mengetahui segala isi hati hambanya
Terimakasih atas kasih sayangmu selama ini ibu.
aku berharap kasih itu tidak hanya berhenti sampai disini
aku berharap sayang itu tidak lepas sampai disini
tapi sampai akhir hayat nanti
#SelamatHariIbu ya mak
Anakmu Yang Mengecewakan
*Ikhlas Halomoan Siregar